Wednesday, June 3, 2015

Pengantar Ekonomi Pembangunan Pertemuan Kedua

Pengantar Ekonomi Pembangunan

pembangunan_ekonomi_dan_indikator_pembangunan_ekonomi
Pembangunan Ekonomi dan Indikator Pembangunan Ekonomi.
Sebagaimana materi yang telah dipublish sebelumnya dalam artikel Pengantar Ekonomi Pembangunan: Pertemuan Pertama, maka artikel ini akan membahas tentang pertemuan kedua yang membahas tentang berbagai indikator pembangunan di suatu negara yang terdiri dari Indikator Moneter dan Indikator Non-Moneter. Berikut pembahasannya:

MATA KULIAH: PENGANTAR EKONOMI PEMBANGUNAN

PERTEMUAN : II (KEDUA)
MATERI : INDIKATOR PEMBANGUNAN

  1. INDIKATOR MONETER

    Indikator pembangunan dari sudut pandang moneter suatu negara dapat dicari dengan berbagai metode pendekatan, diantaranya adalah sebagai berikut:
    1. Pendekatan Pendapatan Perkapita

      Pendapatan perkapita selain bisa memberikan gambaran tentang laju pertumbuhan kesejahteraan masyarakat di berbagai negara juga dapat menggambarkan perubahan corak perbedaan tingkat kesejahteraan masyarakat yang sudah terjadi diantara berbagai negara.

      PENDAPATAN PERKAPITA PERTAHUN PERLU DIKETAHUI UNTUK:
      1. MEMBANDINGKAN TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DARI MASA KE MASA;
      2. MEMBANDINGKAN LAJU PERKEMBANGAN EKONOMI ANTARA BERBAGAI NEGARA;
      3. MELIHAT BERHASIL TIDAKNYA PEMBANGUNAN EKONOMI SUATU NEGARA.

      Kelemahan:
      1. Kelemahan umum pendekatan pendapatan perkapita sebagai indikator pembangunan (indeks kesejahteraan) adalah bersumber pada anggapan bahwa tingkat kesejahteraan masyarakat ditentukan oleh besarnya pendapatan perkapita.
      2. Kelemahan metodologis yang timbul karena perbandingan tingkat kesejahteraan antar masyarakat mengabaikan adanya perbedaan antara negara-negara sebagai berikut : struktur umur penduduk, distribusi pendapatan masyarakat nasional, metode perhitungan pendapatan dan perbedaan kurs.

      KELEMAHAN AD 1
      • KELEMAHAN METODOLOGIS & STATISTIS DALAM MENGHITUNG PENDAPATAN PERKAPITA DALAM NILAI MATA UANG SENDIRI MAUPUN MATA UANG ASING.
      • TERJADI PENAFSIRAN YANG SALAH / TERLALU RENDAH TERHADAP NEGARA MISKIN KARENA JENIS-JENIS KEGIATAN DI NEGARA MISKIN TERDIRI DARI UNIT-UNIT KECIL DAN TERSEBAR DI BERBAGAI PELOSOK SEHINGGA TIDAK DIMASUKKAN DALAM VARIABEL PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL.
      • NILAI TUKAR RESMI MATA UANG SUATU NEGARA DENGAN VALUTA ASING TIDAK MENCERMINKAN PERBANDINGAN HARGA KEDUA NEGARA, WALAUPUN DALAM TEORI DIKATAKAN NILAI TUKAR INI MENYATAKAN HARGA.

      KELEMAHAN AD 2
      FAKTOR-FAKTOR LAIN MENENTUKAN PENDAPATAN DARI TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT SUATU NEGARA
      1. FAKTOR EKONOMI :
        • STRUKTUR UMUR PENDUDUK
        • DISTRIBUSI PENDAPATAN TIDAK MERATA, SEBAGIAN TIDAK MENIKMATI HASIL PEMBANGUNAN.
        • CORAK PENGELUARAN MASYARAKAT BERBEDA
        • MASA LAPANG / WAKTU SENGGANG TINGGI
        • PEMBANGUNAN EKONOMI TDK HANYA UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT TETAPI JUGA HARUS MENGURANGI JUMAH PENGANGGURAN.
      2. FAKTOR NON EKONOMI :
        • PENGARUH ADAT ISTIADAT
        • KEADAAN IKLIM DAN ALAM SEKITAR
        • KETIDAKBEBASAN BERTINDAK DAN MENGELUARKAN PENDAPAT DAN BERTINDAK

    2. Indikator Kesejahteraan Ekonomi Bersih (Net Economic Welfare)

      Teori ini pertama kali dipaparkan oleh William Nordhaus dan James Tobin (1972). Sejak diperkenalkan oleh William Nordhaus dan James Tobin (1972), teori ini menyempurnakan nilai-nilai GNP untuk memperoleh indicator ekonomi yg lebih baik, dgn dua cara:
      1. Koreksi Positif: Memperhatikan waktu senggang (leisure time) dan perekonomian sector informal.
      2. Koreksi Negatif: Kerusakan lingkungan oleh kegiatan pembangunan

  2. INDIKATOR NON MONETER

    1. Indikator Sosial

      Diperkenalkan oleh Backerman ; dibedakan 3 kelompok:
      1. Usaha membandingkan tingkat kesejahteraan masyarakat di dua negara dengan memperbaiki cara perhitungan pendapatan nasional, dipelopori oleh Collin Clark dan Golbert dan Kravis.
      2. Penyesuaian pendapatan masyarakat dibandingkan dengan mempertimbangkan tingkat harga berbagai negara.
      3. Usaha untuk membandingkan tingkat kesejahteraan dari setiap negara berdasarkan data yang tidak bersifat moneter (non monetary indicators). Indikator non moneter yg disederhanakan (modified non-monetary indicators).

    2. Indeks Kualitas Hidup dan Indeks Pembangunan Manusia

      Morris D : Physical Quality of Life Index (PQLI) atau Indeks Kualitas Hidup (IKH) yaitu gabungan tiga faktor : tingkat harapan hidup, angka kematian dan tingkat melek huruf. Sejak thn 1990 UNDP mengembangkan indeks pembangunan manusia (Human Development Index = HDI) : (1) Tingkat harapan hidup (2) Tingkat melek huruf masyarakat dan (3) Tingkat pendapata riil perkapita masyarakat berdaya beli masing-masing negara. Besarnya indeks 0 s/d 1. Semakin mendekati 1 berarti indeks pembangunan manusianya tinggi demikian sebaliknya.

    3. Indeks Campuran

      BPS : Indikator Kesejahteraan Rakyat Susenas Inti (Core Susenas) Pendidikan : tingkat pendidikan, tingkat melek huruf & tingkat partisipasi pendidikan
      1. Kesehatan : rata-rata hari sakit, fasilitas kesehatan;
      2. Perumahan : sumber air bersih & listrik, sanitasi & mutu rumah;
      3. Angkatan kerja : partisipasi tenaga kerja, jumlah jam kerja, sumber penghasilan utama, status pekerjaan;
      4. Keluarga Berencana dan Fertilisasi : Penggunaan ASI, tingkat imunisasi, kehadiran tenaga kesehatan pada kelahiran, penggunaan alat kontrasepsi;
      5. Ekonomi : tingkat konsumsi perkapita;
      6. Kriminalitas : jml pencurian pertahun, jumlah pembunuhan pertahun, jumlah perkosaan pertahun;
      7. Perjalanan wisata : frekuensi perjalanan wisata pertahun;
      8. Akses di media massa : jumlah surat kabar, jumlah radio dan jumlah televisi.

DAFTAR PUSTAKA:

  1. Arsyad, Lincolin. 2004. Ekonomi Pembangunan, Edisi Keempat. Yogyakarta. BPSTIE-YKPN.

0 comments:

Post a Comment