Sunday, May 10, 2015

UTS Pengantar Ekonomi Pembangunan Semester Genap 2014/2015

UJIAN TENGAH SEMESTER GENAP 2014/2015

Mata Kuliah  :

Pengantar Ekonomi Pembangunan

Semester       : II (Sore)
Hari/Tanggal : Rabu, 22 April 2015
Waktu            : 60 Menit.-
__________________________________________
Pengantar_Ekonomi_Pembangunan
Pengantar Ekonomi Pembangunan

    1. Apa yang dimaksud dengan COR? dan apa pula yang dimaksud dengan ICOR?

      COR adalah singkatan dari "Capital Output Ratio", yaitu rasio perbandingan antara investasi / modal (capital) terhadap keluaran atau hasil (output) yang diperoleh. Rasio modal yang digunakan untuk menghasilkan output selama periode waktu tertentu. Angka rasio COR memiliki kecenderungan untuk menjadi tinggi ketika modal lebih murah dibandingkan dengan input lain. Misalnya, sebuah negara dengan sumber daya alam yang melimpah dapat menggunakan sumber dayanya sebagai pengganti modal untuk meningkatkan output, maka output rasio modal yang dihasilkan akan semakin rendah. Sedangkan ICOR merupakan singkatan dari "Incremental Capital Output Ratio" yaitu rasio/perbandingan antara tambahan investasi modal terhadap tambahan hasil produksi. Semakin tinggi ICOR, semakin rendah produktivitas modal.
    2. Suatu negara diketahui memiliki angka COR = 7

      Jelaskan apa arti angka cor = 7 tersebut?

      Capital Output Ratio = 7 berarti di negara tersebut, investasi modal senilai 7 di negara itu akan menghasilkan output sebesar 1.

      Baik atau jelek kah kondisi ini? Jelaskan jawaban saudara!

      Kondisi ini dapat dibilang tidak baik atau jelek. Penjelasannya: Laju pertumbuhan ekonomi suatu negara tergantung pada tingkat pembentukan modal dan Capital Output Ratio. COR menentukan tingkat di mana output tumbuh sebagai hasil dari volume investasi / modal yang ditanamkan. Oleh karena itu, semakin rendah angka COR, maka investasi modal untuk menghasilkan tingkat output tertentu akan menjadi lebih kecil demi menghasilkan output yang lebih banyak. Sehingga akan lebih baik jika negara tersebut memiliki COR di bawah 7, semakin kecil maka semakin baik.

  1. Sebagian besar penduduk di negara-negara yang sedang berkembang (Developing Countries) bekerja di sektor pertanian tradisionil. Menurut beberapa pakar Ekonomi Pembangunan, kondisi ini sangat tidak menguntungkan bagi kemakmuran penduduk di negara tersebut.
    Setujukah saudara dengan pendapat pakar tersebut? Jelaskan jawaban saudara.

    Setuju, karena kegiatan pertanian tradisionil cenderung rendah produktivitasnya. Produktivitas yang rendah ini merupakan penyebab pendapatan yang rendah sehingga sangat tidak menguntungkan bagi kemakmuran penduduk di negara yang sedang berkembang dan menghambat berbagai negara untuk berkembang lebih cepat. Dalam kegiatan pertanian yang tradisional perlu dilakukan modernisasi agar produktivitasnya semakin meningkat. Memperkenalkan input yang lebih modern seperti menyediakan bibit yang tinggi produktivitasnya, cara penanaman dan pemeliharaan tanaman yang lebih baik dan pemanfaatan teknologi maju demi efisiensi input agar output yang dihasilkan menjadi lebih besar dengan input minimal.

  2. Dalam Ekonomi Pembangunan dikenal Strategi Big Push.

    Pertanyaan

    1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan strategi Big Push tersebut.

      Strategi Big Push adalah sebuah siasat yang menekankan bahwa negara-negara yang sedang berkembang memerlukan investasi besar untuk memulai pembangunan dan mendorong perkembangan ekonomi di negara mereka. Teori ini dipelopori oleh pemikiran Rosenstein-Rodan yang menyatakan bahwa program investasi dengan tahapan 'sedikit demi sedikit' tidak akan mempengaruhi proses pertumbuhan untuk negara-negara berkembang. Bahkan, suntikan investasi dalam jumlah kecil hanya akan menyebabkan pemborosan sumber daya, oleh karena itu, diperlukan investasi yang sangat besar untuk mendorong perkembangan ekonomi negara-negara sedang berkembang, sehingga teori ini dikenal dengan nama "The Big Push Theory" (Teori Dorongan Besar).
    2. Bagaimana cara negara-negara yang sedang berkembang melaksanakan strategi Big Push tersebut?

      Negara-negara yang sedang berkembang melaksanakan strategi Big Push dengan cara:
      • Melakukan investasi pada bidang overhead capital seperti sarana penunjang produksi sebesar 30-40 persen dari total investasinya. Investasi pada overhead capital seperti misalnya infrastruktur kelistrikan, sarana transportasi, jalan raya, pelabuhan, rumah sakit, sekolah, irigasi, komunikasi dll., ini harus mendahului investasi-investasi produktif yang secara langsung menghasilkan output dengan cepat.
      • Mendirikan secara serentak industri-industri yang saling berkaitan. Maksud pemikiran utamanya adalah karena proyek-proyek investasi secara sendiri-sendiri mempunyai risiko tinggi akibat dari ketidakpastian mengenai apakah produknya akan mendapatkan pasar. Maka keputusan tentang berbagai investasi harus bersifat saling berkaitan dan melengkapi satu dengan lainnya. Dengan demikian produksi-produksi baru yang dihasilkan itu akan saling menjadi langganan satu dengan yang lainnya, sehingga dapat tercipta pasar antarsesamanya bagi barang-barang yang dihasilkan mereka.
      • Merangsang peningkatan jumlah tabungan marginal penduduk di negaranya agar lebih tinggi dari tingkat rata-rata tabungan di negara tersebut. Dengan adanya dorongan besar di bidang ekonomi, maka ketika pendapatan meningkat sebagai akibat meningkatnya investasi di negara tersebut, tingkat tabungan marginal diusahakan agar lebih tinggi daripada tingkat rata-rata tabungan.
    3. Apa Resiko bagi negara-negara sedang berkembang jika melaksanakan strategi ini? Jelaskan.

      Strategi Big Push mengandung banyak resiko sebagai akibat dari tidak diperhitungkannya bidang ekspor impor dan investasi yang bersifat pengurang biaya, diabaikannya investasi di bidang pertanian, kewajiban memiliki sumber keuangan yang besar, dan sulitnya implementasi dari teori ini. Penjelasannya adalah sebagai berikut:
      • Pelaksanaan berbagai mega-proyek di suatu negara yang melaksanakan strategi Big Push terkait selama proses industrialisasi mungkin melibatkan perubahan yang tak terduga atau tidak dapat dihindari karena revisi rencana, penundaan, dan adanya penyimpangan dari proses yang direncanakan. Ini adalah sebuah tantangan besar bagi pemerintah negara-negara berkembang yang melaksanakan strategi ini.
      • Sejarah menyebutkan, selama dua abad terakhir, tidak ada satupun negara yang sedang berkembang mampu membuktikan kemajuan pembangunan karena melaksanakan program industrialisasi besar-besaran.
      • Kekurangan sumber daya di negara-negara yang sedang berkembang akan menghambat implementasi dari strategi Big Push.
      • Strategi Big Push mengabaikan sektor pertanian dengan menekankan dorongan besar pada bidang industri, akan mengakibatkan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan pangan bangsa dalam jangka pendek.
      • Seiring meningkatnya investasi yang mempengaruhi tingkat pendapatan, permintaan akan segera meningkat dan menyebabkan tekanan inflasi pada perekonomian.

  3. Suatu negara dikatakan mengalami Pembangunan Ekonomi jika Output Nasional meningkat serta terjadi perubahan dalam struktur output.
    Jelaskan apa yang dimaksud dengan "terjadinya perubahan dalam struktur Output Nasional".

    Suatu negara dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan GNP riil di negara tersebut. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

    Perbedaan antara keduanya adalah pertumbuhan ekonomi keberhasilannya lebih bersifat kuantitatif, yaitu adanya kenaikan dalam standar pendapatan dan kenaikan tingkat output produksi yang dihasilkan, sedangkan pembangunan ekonomi lebih bersifat kualitatif, bukan hanya pertambahan angka produksi, tetapi juga terdapat perubahan-perubahan dalam struktur produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian seperti dalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik. Sehingga yang dimaksud perubahan dalam struktur Output Nasional tersebut adalah adanya perubahan-perubahan dalam struktur produksi nasional seperti ilmu pengetahuan, teknologi, kelembagaan, administratif, sosial, dan lain-lain.

  4. Untuk melaksanakan pembangunan ekonomi, negara-negara berkembang biasanya melakukan pinjaman luar negeri karena dana dalam negeri tidak mencukupi.
    Pertanyaan:

    1. Jelaskan mengapa dana dalam negeri tidak mencukupi.

      Dana dalam negeri tidak mencukupi karena terjadinya defisit anggaran. Untuk mempercepat pembangunan diperlukan investasi yang besar dan dana yang besar pula. Apabila dana dalam negeri tidak mencukupi, biasanya negara melakukan pilihan dengan meminjam ke luar negeri untuk menghindari pembebanan pembiayaan kepada warga negara apabila kekurangan itu ditutup melalui penarikan pajak. Negara memang dibebani tanggung jawab yang besar dalam meningkatkan kesejahteraan warga negaranya. Beban ini meliputi program-program pembangunan pemerintah.
    2. Adakah dampak pada perekonomian negara tersebut, jika dana luar negeri terlalu besar? Jelaskan.

      Jika dana luar negeri terlalu besar, maka akan ada dampak pada perekonomian negara tersebut. Dampak yang ditimbulkan dari terlalu besarnya dana asing adalah sebagai berikut:
      • Menyebabkan ketidakseimbangan perekonomian suatu negara;
      • Dapat mengakibatkan jatuhnya nilai tukar mata uang negara tersebut (terjadinya inflasi mata uang);
      • Membebani anggaran tahun berikutnya di negara tersebut sehingga menghambat program pemerintahan jangka panjang sebagai akibat kewajiban pembayaran cicilan utang luar negeri di tahun-tahun berikutnya;
      • Terhambatnya pembangunan di negara tersebut sebagai akibat sasaran atau alokasi dana yang salah untuk membayar bunga yang ditimbulkan dari pinjaman luar negeri;
      • Cenderung tetap membebani masyarakat sebagai pembayar pajak kepada negara;
      • Melemahnya posisi tawar negara tersebut terhadap negara pemberi pinjaman;

  5. Untuk melaksanakan pembangunan ekonomi, negara-negara berkembang biasanya tingkat kelahiran adalah tinggi, sementara tingkat kematiannya rendah. Jelaskan mengapa bisa terjadi fenomena seperti itu.
    Pertanyaan:

    1. Jelaskan mengapa terjadi fenomena demikian?

      Fenomena seperti itu bisa terjadi karena beberapa faktor berikut ini:
      • Pendidikan
        Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap banyaknya anak dalam suatu keluarga. Menurut J.Hull, makin tinggi tingkat pendidikan makin rendah jumlah anak dalam suatu keluarga, sebaliknya makin rendah tingkat pendidikan makin banyak jumlah anak dalam suatu keluarga. Di negara–negara maju yang tingkat pendidikannya tinggi, jumlah anak dalam suatu keluarga antara 1 – 3 orang. Contohnya adalah negara–negara Eropa, Amerika, Jepang, dan Singapura, bahkan tingkat kelahiran di negara-negara seperti Jepang dan Singapura sangat rendah sehingga pemerintah di negara-negara tersebut cenderung mendorong warganya untuk menikah dan memiliki anak. Sebaliknya di negara - negara berkembang yang sebagian besar penduduknya berpendidikan rendah, jumalah anak dalam suatu keluarga lebih banyak. Contohnya Indonesia, India, dan negara–negara Afrika, sehinga pemerintahnya cenderung menghambat tingkat kelahiran melalui berbagai program.
      • Keluarga Berencana
        Rendahnya penyerapan program Keluarga Berencana di negara berkembang juga turut menyebabkan terjadinya ledakan populasi di negara-negara berkembang.
      • Sumber Daya Manusia
        Negara-negara berkembang cenderung meningkatkan populasi untuk memperbesar angkatan kerja di usia produktif agar dapat membantu laju pertumbuhan ekonomi di negara tersebut. Kebijakan pemerintah ini disebut sebagai kebijakan pro-natalis.
      • Kesehatan
        Adanya perbaikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berdampak pada berkurangnya angka kematian di negara berkembang sehingga tingkat kematian menjadi lebih rendah.
      • Kemiskinan dan Pendapatan Penduduk
        Kemiskinan dan rendahnya tingkat pendapatan penduduk bisa berpengaruh terhadap bertambahnya jumlah anak dalam suatu keluarga. Penduduk yang mempunyai tingkat pendapatan yang rendah bisa mendorong penambahan jumlah anak dalam suatu keluarga, misalnya dari 2 orang menjadi 3 sampai 4 orang anak. Hal ini disebabkan apabila mereka mempunyai jumlah anak yang banyak, anak tersebut dianggap dapat membantu orang tuanya untuk menambah penghasilan pada saat anak-anak telah mencapai usia kerja.
    2. Adakah dampak fenomena tersebut terhadap pembangunan ekonomi?

      Dampak fenomena tersebut terhadap pembangunan ekonomi adalah sebagai berikut:
      Dampak Positif:
      • Meningkatnya jumlah tenaga kerja potensial di suatu negara.
      • Mendorong perekonomian dengan besarnya jumlah Sumber Daya Manusia.
      • Mampu memaksimalkan usia produktif warga negara.
      Dampak Negatif:
      • Menyempitnya lapangan pekerjaan di negara tersebut.
      • Kualitas sumber daya manusia (SDM) yang rendah apabila peningkatan jumlah penduduk tidak dibarengi peningkatan dan pemerataan kualitas pendidikan.
      • Masalah kesehatan.
      • Meningkatnya kriminalitas sebagai dampak dari jumlah pencari kerja yang lebih besar dari lapangan pekerjaan yang tersedia.
      • Jika pertumbuhan penduduk tidak dikendalikan maka suatu saat nanti sumber daya alam akan habis.

PERHATIAN!!!
  1. Harap mengisi Nomor Presensi pada lembar jawaban, bagi yang tidak mengisi Nomor Presensi, Nilai Ujian Maksimum 40;
  2. Harap membubuhkan Tanda Tangan pada lembar jawaban, bagi yang tidak membubuhkan tanda tangan, Nilai Ujian 0;

0 comments:

Post a Comment